8 Hal Negatif yang Harus Dihilangkan Untuk Kesehatan Pikiran dan Jiwa
January 15, 2022Setiap orang pasti memiliki berbagai cerita hidupnya masing-masing. Setiap chapter kisah hidup pasti akan menemui pasang surut cobaan. Hanya saja tak dapat dipungkiri, beberapa dari kita seringkali merasa hidup tak adil, berpikir bahwa ujian yang didapat terlalu berat, dan melihat orang lain lebih bahagia dari kita.
Sebenarnya, ada beberapa trik yang dapat digunakan agar kita lebih bahagia. Bukan berarti ini memudahkan ujian hidup lho ya teman akkarsehat. Hanya saja trik berikut ini lebih mengarah kepada mengurangi atau bahkan menghilangkan hal negatif untuk lebih menyehatkan pikiran dan jiwa. Bekal tersebut dapat menjadi persiapan mental diri sendiri agar lebih siap dalam menghadapi tantangan di depan mata.
Jadi, inilah beberapa hal negatif yang perlu dilatih agar tidak menjadi kebiasaan buruk dan berpengaruhi kurang baik pada kesehatan pikiran dan jiwa kamu.
1. Pikiran Negatif
Credit: Canva Pro |
Percaya atau tidak, pikiran negatif adalah pangkal dari segala permasalahan hidup. Seperti halnya bau sampah yang dapat mengundang lalat, pikiran negatif juga dapat mengundang masalah yang lebih besar, bahkan penyakit untuk badan sehat kamu. Pikiran negatif dapat menimbulkan efek domino, sehingga dapat membuat semua apa yang telah kamu lakukan tidak ada benarnya.
Untuk itu, jika pikiran negatif datang, coba alihkan. Misalnya ketika pikiran “saya selalu melakukan kesalahan” datang, maka bisa diganti dengan, “saya memang melakukan kesalahan, tapi hal yang benar lebih banyak saya lakukan”.
Selain itu ada hal yang mungkin sepele dan sering dilewatkan begitu saja. Hal penting tersebut adalah bersyukur. Kamu bisa menulis dua hingga empat hal baik yang patut disyukuri untuk mengurangi tumpukan pikiran negatif.
2. Overthinking
Credit: Canva Pro |
Perilaku overthinking didominasi dengan perenungan dan kekhawatiran. Perenungan umumnya terkait dengan kejadian masa lalu, sedangkan kekhawatiran melibatkan masa depan. Nyatanya, menurut penelitian, overthinking perlu segera dihilangkan karena dapat mengganggu kesehatan pikiran dan jiwa kita. Hal ini karena overthinking dapat mengakibatkan masalah tidur yang memicu timbulnya masalah kesehatan dan terganggunya gaya hidup.
Untuk mengatasinya, kamu dapat melakukan hal lain yang dapat mendistraksi atau mengambil alih pikiran dari permasalahan overthinking. Beberapa di antaranya meditasi dan pengaturan pernapasan, fokus pada penyelesaian masalah daripada merenunginya, refleksi dan introspeksi hingga mengapresiasi diri sendiri.
3. Menghakimi Diri Sendiri
Credit: Canva Pro |
Salah satu ciri mendasar yang paling sering ditemui ketika menghakimi diri sendiri adalah pikiran yang selalu fokus dengan kekurangan diri. Kamu tidak pernah melihat sisi positif atau pencapaian yang telah kamu lakukan. Fokusmu hanya pada kesalahan dan penyesalan atas sebuah hal.
Jika ditelaah kembali, kritik yang secara terus menerus dilakukan pada diri sendiri tanpa berusaha bangkit, dapat membuat mental sehat semakin terkikis. Menghakimi diri sendiri dapat membuat kamu tidak termotivasi, tidak memiliki kemampuan hingga membuat produktivitas semakin menurun. Dampaknya dapat menjadikan depresi dan kehilangan cita-cita.
Untuk itu, ganti kebiasaan ini dengan memuji diri sendiri. Telaah lagi kelebihan apa yang kamu punya dan pencapaian-pencapaian apa saja yang telah dilakukan. Tidak perlu pencapaian besar, buat saja daftar pencapaian kecil di masa lalu dan masa kini setiap harinya. Niscaya, hidupmu akan lebih berwarna dan psikologi akan menjadi lebih sehat.
4. Mengeluh
Credit: Canva Pro |
Dengan mengeluh tidak akan memperbaiki masalah yang kamu hadapi. Malah yang ada, kamu akan semakin merasa beban itu semakin berat dan berat adanya. Mengeluh merupakan salah satu representasi pikiran negatif yang dikeluarkan. Boleh mengeluh sesekali, tetapi untuk kesehatan pikiran dan jiwa lebih baik jangan menjadikannya kebiasaan. Ciri sebuah keluhan menjadi kebiasaan adalah dengan menceritakan beban hidup kepada setiap orang yang kamu temui.
5. Perfeksionis
Credit: Canva Pro |
Pribadi perfeksionis cenderung takut kegagalan, atau jika tidak begitu merasa selalu kurang dan kurang. Sebisa mungkin harus tampil sempurna atau menghasilkan output tanpa cela. Sayangnya, tidak ada yang sempurna di dunia ini kawan. Terlebih lagi jika kita tidak gagal atau melakukan kesalahan, maka kita tidak akan pernah tahu mana yang salah dan benar.
Fokuskan saja diri kamu pada hal-hal yang kamu lakukan dengan baik. Kerahkan semua usaha yang dipunyai tanpa ada tuntutan untuk menghasilkan output yang sempurna. Nikmati prosesnya dan gunakan waktu dengan bijak. Tidak perlu menghabiskan waktu untuk satu hal hingga sempurna sampai-sampai melupakan hal yang lain.
Tapi bukan berarti kamu berhak mengerjakan sesuatu dengan asal-asalan juga ya. Sesuaikan dengan proporsi dan kemampuan. Tetapkan pada prinsip melakukan hal terbaik dengan usaha yang maksimal dalam segala bidang. Perfeksionis ini tidak hanya diaplikasikan dalam pekerjaan atau pendidikan, dapat juga dalam sebuah hubungan keluarga, pertemanan atau asmara.
6. Hubungan Buruk
Credit: Canva Pro |
Seringkali disebut dengan toxic relationship, hubungan buruk ini tidak melulu terjadi pada pasangan. Keluarga dan pertemanan pun seringkali bersinggungan dengan hubungan yang tidak sehat. Semisal orang tua yang meremehkan kemampuan kamu ataupun teman yang menggiringmu untuk melakukan kebiasaan buruk dan tidak sesuai prinsip hidup kamu.
Ada baiknya untuk menghindari hubungan yang dapat mengganggu kesehatan pikiran dan jiwa ini. Untuk teman mungkin mudah, karena kita dapat menghindar dengan tidak bertemu dengan mereka. Tetapi untuk keluarga butuh trik lain yang lebih halus. Semisal dengan mengurangi intentistas obrolan yang mengarah pada hal yang dapat meremehkan kamu atau menjadikan beban pikirian negatif di dalam dirimu.
7. Penyesalan Masa Lalu
Credit: Canva Pro |
Setiap orang memiliki masa lalu, entah itu kebaikan maupun kesalahan, baik itu yang dapat dibanggakan ataupun disesalkan. Ada beberapa orang yang merasa telah berbuat kesalahan di masa lalu dan berharap kembali untuk memperbaikinya. Tapi mohon maaf, tidak ada tiket yang dijual untuk pergi ke sana.
Hal yang bisa dilakukan agar masa lalu yang “terlihat buruk” menjadi lebih indah adalah dengan mengganti perspektif kamu sendiri. Cari apa sisi baik dari peristiwa tersebut yang menjadikanmu pribadi lebih baik dan kuat seperti sekarang. Pikirkan lagi hal negatif apa yang kira-kira akan terbawa sampai saat ini jika peristiwa di masa lalu itu tidak pernah terjadi.
Solusi yang paling baik untuk mengatasi hal negatif di masa lalu adalah dengan kembali ke masa kini. Lakukan hal terbaik yang bisa diusahakan di masa sekarang. Sehingga beberapa tahun ke depan, kamu tidak akan menyesali masa kini, seperti ketika kamu hari ini menyesali masa lalu.
8. Kekhawatiran Masa Depan
Credit: Canva Pro |
Selain masa lalu, sebagian besar orang juga cenderung memiliki kekhawatiran berlebihan pada masa depan. Apakah akan lebih buruk dari hari ini? Atau apakah dapat berubah menjadi jauh lebih baik daripada hari ini? Apakah saya akan segera bertemu jodoh? Apakah saya akan menjadi pengangguran selamanya? Apakah saya punya dana ketika tua nanti sakit?
Ketakutan untuk meraih mimpi juga sedikit banyak dipengaruhi oleh ketakutan akan masa depan. Bisa saja hal ini dipengaruhi takut akan kegagalan, hingga ketakutan untuk meninggalkan zona nyaman yang sudah terbangun. Seperti halnya penyesalan masa lalu, ketakutan masa depan dapat diatasi dengan berbuat semaksimal mungkin di masa kini. Hasilnya? Usaha tidak akan membohongi hasil, akan ada hal indah jika kamu berbuat positif dengan usaha yang terbaik.
Itulah tadi 8 hal negatif atau kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan pikiran dan jiwa dan perlu dibuang jauh-jauh. Semoga tumbuh hal positif sebagai pengganti dari hal negatif yang sudah terkikis.
Semoga bermanfaat. Terima kasih, stay happy & healthy!
0 comments